Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Heboh, Petani Majalengka Beli Toyota Rush Pakai Uang Receh

Pasangan suami istri, Tirta (46) dan Mimin (42) tak sabar menanti kedatangan kendaraan beroda empat barunya. Pasangan suami istri ini sempat menggemparkan Majalengka, karena proses transaksi pembelian kendaraan beroda empat barunya itu terbilang unik.



Tirta dan Mimin membeli kendaraan beroda empat jenis Toyota Rush tipe anyar memakai uang logam recehan belahan Rp 500 dan Rp 1.000 sebanyak Rp 40 juta, sisanya memakai uang kertas. Totalnya mencapai Rp 261.850.000. Uniknya, Tirta dan Mimin membawa uang recehannya itu ke dealer Toyota Auto 2000 Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat pada Jumat (25/1/2019).

Tirta membutuhkan waktu tujuh tahun untuk mengumpulkan receh sebanyak Rp 40 juta. "Sejak 2012 mulai menabung memakai receh. Saya pikir awalnya dilarang beli kendaraan beroda empat pakai recehan, ternyata kata pihak dealer boleh. Akhirnya aku bawa sekitar Rp 40 juta recehan milik aku itu ke dealer," kata Tirta di daerah kerjanya di Desa Biyawak, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, 

Selain bekerja sebagai petani, Tirta juga dipercaya salah satu developer perumahan sebagai petugas keamanan. "Pagi ke sawah, jikalau senggang ke sini. Ya Alhamdulillah dipercaya sama bos aku buat jaga-jaga di sini," kata Tirta.

Lebih lanjut, Tirta menceritakan uang recehan yang ia belanjakan untuk membeli kendaraan beroda empat Toyota Rush merupakan hasil dari bertani. Luas sawah yang digarap oleh ayah dua anak itu sekitar 11.000 meter. Dari luas sawah yang Tirta garap itu, 7.000 meternya merupakan sawah sewaan.


"Saya cuma bertani sama kerja serabutan. Sempat bantu perjuangan saudara aku yang jual cilok," katanya.

Awalnya, Tirta berencana memakai uang recahan itu untuk tradisi saweran dikala pemberangkatan ibadah hajinya. Tirta termotivasi menabung uang recahan sesudah mendaftar ibadah haji pada 2012.

"Ya awalnya buat saweran. Karena berangkatnya masih lama, jikalau tidak salah 2021 berangkat hajinya. Makara dipakai untuk membeli kendaraan beroda empat dulu. Ternyata boleh pakai recehan," kata Tirta seraya tersenyum.

Tirta menilai uang logam recehan lebih menciptakan keluarganya tak boros untuk berbelanja. Awalnya Tirta menabung dari uang logam belahan Rp 100 sampai Rp 1.000. Selain itu, Tirta juga kerap menukarkan uang kertas belahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu dengan uang logam untuk ditabung.

"Istri aku tidak bakal belanja ke mal atau pasar bawa recehan banyak. Untungnya punya recehan tuh begitu," kata Tirta.

Sebelum menaiki kendaraan beroda empat anyar buah dari ketekunannya bertani itu, Tirta berencana berziarah ke makam Wali Sanga pada awal Februari nanti. Rencananya, kendaraan beroda empat anyar milik Tirta itu tiba di kediamannya pada 6 Februari mendatang.

Terpisah, Sales Consultan Auto 2000 Jatiwangi-Majalengka, Beni Sinambung menyampaikan uang recahan milik Tirta itu sudah disetorkan ke bank pada Senin kemarin. "Saat ini bank sedang menghitung jumlah recehan yang disetorkan Pak Tirta. Jumlahnya itu sekitar Rp 40 juta, untuk sisanya Rp 221.850.000 itu dibayar pakai uang kertas," kata Beni dikala ditemui detikOto di kantornya.

Pembayaran pembelian kendaraan beroda empat memakai uang logam receh sampai puluhan juta, berdasarkan Beni, merupakan bencana kali pertama terjadi di Majalengka. Pihaknya tak mempunyai syarat apa pun terkait uang belahan yang dipakai untuk transaksi jual beli.

"Logam atau kertas kita tetap terima. Tapi kita akan cek kembali di bank, jikalau ada yang kurang ya kita hubungi orangnya. Mobil akan dikirim 6 Februari," katanya.