Motor Gede Salahkah Motor Masuk Tol ?
"Daripada paha, (maaf) dan motor kepanasan, mending motor digendong saja," ujar laki-laki paruh baya itu sambil tertawa dengan logat pelat B-nya yang khas. Mungkin kalau motor dapat masuk jalan tol, niatnya touring dapat saja terjadi. Motor dapat lebih ngebut di jalan tol, dan tak lagi kepanasan alasannya yakni macet.
Tapi untuk masuk jalan tol, motor banyak menemui rintangan dari masyarakat. Banyak yang tidak baiklah dengan wangsit yang dicetuskan awalnya oleh Ketua dewan perwakilan rakyat Bambang Soesatyo.
Bayangkan saja, bagaimana nasib jalan tol jikalau tiba-tiba ada ribuan motor masuk jalan tol, jalan tol jadi menyerupai jalan raya biasa saja, tidak ada istimewanya buat pengendara ya?
Kalau di luar negeri, dengan populasi pemotor yang sedikit dan sikap yang lebih (atau sangat) tertib, motor masuk jalan tol mungkin terasa biasa. Mereka dapat beradu cepat dengan pengguna kendaraan beroda empat alasannya yakni penggunanya sama-sama tahu aturan. Jangan menyalip di lajur lambat, atau tidak melebihi kecepatan sudah mafhum.
Tapi kalau di Indonesia, bayangkan ada emak-emak yang tiba-tiba belok kanan tapi lampu sein ke kiri di jalan tol? Waduh dapat ancaman ya?
Belum lagi efek angin yang sangat terasa di jalan tol. Motor bermesin 110 cc niscaya sudah biasa mendapat efek angin ini. Tak perlu di jalan tol, di jalan biasa, pun kadang motor oleng kena angin.
Itu rata-rata omongan dari mereka yang tidak suka motor masuk jalan tol. Sekitar 60 persen lebih pembaca situs informasi yang tengah Anda baca ini tidak suka motor masuk tol.
Tapi bagaimana berdasarkan mereka yang bahagia motor masuk tol?
"Kalau dapat sih yang 500 cc ke atas boleh lah masuk jalan tol. 250 cc masih kebanyakan yang punya, nanti jalan tol penuh-penuh juga, dan ya menyerupai yang anda katakan tadi, motor kecil kalau kena angin di jalan tol dapat bahaya, oleng kapten! Kalau moge kan agak berat jadi lebih nyaman kalau kena angin," kata seorang pengendara moge.
Secara aturan, memang motor dapat masuk jalan tol asalkan ada jalur khusus untuk pemotor menyerupai di Suramadu dan Tol Mandara Bali. Kaprikornus kalau motor masuk tol, harus dipisahkan antara kendaraan beroda empat dan motor.
Pengelola tol pun pastinya dapat mendapat pemanis pemasukan dari pemotor. Namun pekerjaan rumah tetap harus dilakukan semua pihak yakni menciptakan para pemotor tertib kemudian lintas. Nah itu PR yang super-super berat!