Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Lincah, Motor Listrik Pesaing Gesits

Motor listrik buatan dalam negeri kembali hadir untuk menyambut era kendaraan listrik. Lincah Group hadir untuk menambah jajaran motor listrik buatan dalam negeri yang akan dipamerkan dalam ajang IIMS 2019. Unjuk gigi untuk pertama kalinya, sehabis lahirnya Gesits kini Lincah menampakkan diri dalam program diskusi yang diadakan oleh Masyarakat Konservasi & Efisiensi Energi Indonesia (MASKEEI) di BSD
Lincah, Motor Listrik Pesaing Gesits

Business Development Motor Lincah PT Fresindo Utama, Kristanto Sutikno memaparkan motor listrik pesaing Gesits tersebut yang dirakit di Pusat Industri Kecil (PIK), Penggilingan, Jakarta Timur.

"Integration ada di PIK, kandungan lokal diharapkan sanggup hingga 60 persen, di antaranya motor penggerak, baterai packer, controler, desain dan ban lokal," ujar laki-laki yang bersahabat disapa Kris.


Sementara untuk bab impornya Kris menjelaskan hanya part aksesorinya. "Yang lain masih ngambil dari luar, bila kami rinci lebih dekat lagi ialah menyerupai shock absorber, panel instrumen," ungkap Kris.

"Yang utama ialah dinamonya, teknologi ada di situ alasannya yang memilih kendaraan berfungsi dengan baik dan sesuai, dan sepeda motor listrik terus berkembang," kata Kris.


Kristian juga menyampaikan beberapa keunggulan motor listrik Lincah menyerupai sanggup melaksanakan pengisian kembali dikala melewati turunan atau disebutnya deselerasi, sehingga tidak ada energi yang terbuang.

"Dulu bila melewati turunan energi sanggup ngebuang, kini tetap balik ke baterai," ujar Kris.

Lebih lanjut laba lain yang dimiliki Lincah ialah mempunyai baterai cadangan. "Spesifikasi baterainya two bank, jadi gini umumnya baterai iklimnya di Indonesia ini panas dan panas sekali, teman-teman yang desain iklimnya 4 ekspresi dominan ditaruh di sini belum tentu cocok," kata Kris.

"Nah baterai bila ada dua, yang satu sanggup stand by dulu, sanggup gantian, jadi ini teknologi baterainya juga berkembang," ungkap Kris.

"Ini baterai 2 Kwh, masing-masing 1 kwh, bila berdasarkan studi 1 kwh sanggup hingga 60 km bila tanpa rugi-rugi berat orang dan sebagainya, jadi sekitar reduce 40 persen dari 60 km," terperinci Kris.

Soal spesifikasi, lebih lanjut Kris mengatakan, skuter listrik Lincah sanggup mencapai top speed 70 km/jam dengan tenaga setara dengan motor berkapasitas 100 cc, namun konsumsi energi hanya 30 persennya dari konsumsi energi mesin bensin. Sedangkan untuk mengisi ulang baterai diharapkan waktu tiga hingga empat jam.

"Harganya estimasi sebagai citra sekitar Rp 18 Juta," ujar Kris.

Namun bagi  yang hendak meminang sebaiknya tahan dulu, soalnya Lincah gres akan dipasarkan sehabis bulan April dan Lincah Group harus menunggu penyelesaian dokumen dari Kementerian Perindustrian.

"Kalau kami siapkan dulu gres kami menjual, ini bukan prototipe bantu-membantu kami siap menjual tapi kami belum berani menjual hingga mungkin sehabis bulan April," ujar Kris.

"Izin produksi sedang dikerjakan dan sedang mengarah ke sana, realisasi mungkin sudah 40 persen di sana," tambah Kris.